Analisa anggaran usaha Anda Cara Mudah Menyusun dan Mengevaluasi Anggaran |
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan kegembiraannya atas berita yang
dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
triwulan II tahun 2012 telah mencapai angka 6,4%. Presiden menilai angka ini
tergolong tinggi dibanding dengan konisi ekonomi dunia saat ini.
“Alhamdulillah,
saya berterima kasih kepada semua pihak dengan segala upaya dan kerja keras
bersama akhirnya kita masih bisa menjaga pertumbuhan pada tingkat seperti itu,”
kata Presiden SBY saat membuka Sidang Kabinet Terbatas (SKT) di Bidang
Pertanian dan Pangan, yang diselenggarakan di Gedung Auditorium, Kementerian
Pertanian, Jakarta, Senin (6/8) siang.
Sidang
kabinet yang digelar sebagai bagian rangkaian Safari Ramadhan itu diikuti oleh
Wakil Presiden Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Meko Kesra Agung
Laksono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Seskab Dipo Alam, Kepala UKP4 Kuntoro
Mangkusubroto, Menkeu Agus Martowardoyo, para menteri di bidang Perekonomian,
Gubernur Jateng, Gubernur Jabar, Gubernur Sulsel, Gubernur Gorontalo, Gubernur
NTT, Gubernur NTB, dan Wagub Jatim.
Sebagaimana
diberitakan sebelumnya BPS dalam rilisnya Senin (6/8) pagi menyebutkan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik
Bruto (PDB) pada triwulan II/2012 dibanding triwulan I/2012 (q to q)
tumbuh 2,8%. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 (y to
y), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,4%. Sedang secara kumulatif
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semeser I/2012 dibanding semester I/2012
mencapai 6,3%.
Seiring
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi ini, BPS juga menyampaikan laporan
mengenai meningkatnya angka Indeks Tendensi Bisnis Indonesia (TBI) triwulan
II/2012 sebesar 104,22). Tingkat optimisme ini lebih tinggi dibanding triwulan
I/2012 yang hanya sebesar 103,89. Diperkiarkan , nilai ITB pada triwulan
III-2012 sebesar 107,64, berarti kondisi bisnis diperkirakan akan meningkat
dibandingkan triwulan II-2012.
Kepala
Negara mengungkapkan, untuk ukuran Indonesia dengan ekonomi 850 miliar dollar
AS atau dengan purchasing power parity menjadi 1 triliun dollar AS, tumbuh
lebih dari 6% adalah tergolong tinggi.
Investasi
Meningkat
Saat
memimpin SKT bidang pertanian dan pangan itu, Presiden SBY juga mengakui adanya
penurunan angka realisasi ekspor Indonesia. Sesuai data BPS awal bulan ini,
nilai ekspor Indonesia Juni 2012 mencapai 15,36 miliar dollar AS atau mengalami
penurunan sebesar 8,70 persen dibanding ekspor Mei 2012. Demikian juga bila
dibanding Juni 2011 mengalami penurunan sebesar 16,44 persen.
Namun
demikian, Presiden juga menyebutkan prestasi yang lain yaitu peningkatan
realisasi nilai investasi di Indonesia. Realisasi investasi pada semester I
tahun 2012 telah mencapai Rp. 148,1 triliun, yang berarti meningkat 28,1% dibandingkan
periode yang sama pada tahun 2011.
Presiden
berjanji dalam Pidato Kenegaraan pada 16 Agustus mendatang akan
disampaikan kepada masyarakat luas mengenai membaiknya investasi ini. "Ada
peluang di hadapan kita, di negeri ini untuk meningkatkan investasi dan
syaratnya iklim investasi harus baik di seluruh tanah air, dan untuk membikin
baik itu tugas kita semua," tegas Presiden SBY.
Dalam
kesempatan itu, Kepala Negara mengingatkan masih adanya beberapa faktor yang
menjadi tantangan kita, yaitu perubahan iklim dan kemarau panjang, dan
sudah ada peringatan dini bahwa harga pangan secara global mengalami kenaikan.
“Peringatan ini seharusnya meningkatkan ketahanan pangan kita. Indonesia harus
mandiri dalam masalah pangan bukan hanya beras, tetapi jagung, gula, daging
sapi bahkan kedelai,” tutur Kepala Negara.
Presiden
mengajak jajaran pemerintah untuk melakukan kerja keras dan upaya percepatan
dalam masalah pangan, dengan jalan menyelaraskan antara kebijakan, program, dan
tujuan dengan kinerja. . (Humas Setkab/RAM/WID/ES)
Artikel ini diperoleh dari http://www.setkab.go.id
Tags
:
News