Analisa anggaran usaha Anda Cara Mudah Menyusun dan Mengevaluasi Anggaran |
Cara pencegahan fraud meliputi dua macam pengendalian internal, yaitu pengendalian internal aktif dan pengendalian internal pasif. Untuk lebih jelasnya mengenai pengendalian tersebut. Silahkan simak penjelasan dibawah ini.
Pengendalian Internal Aktif
Pengendalian internal aktif biasanya
merupakan bentuk pengendalian internal yang paling banyak diterapkan. Dimana
pengendalian internal ini membatasi, menghalangi dan menutup akses pelaku fraud. Akan tetapi sekuat apapun
kelihatannya, tetap dapat ditembus oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai kemampuan untuk melakukannya. |accounting-media.blogspot.com|
Sarana-sarana pengendalian intern
aktif yang sering dipakai dan umumnya sudah dikenal dalam system akuntansi,
meliputi :
1.
Tanda tangan;
Ini merupakan saran pengendalian
intern aktif karena dokumen yang seharusnya ditanda tangani tetapi belum
ditandatangani adalah tidak sah. Asumsinya, tanpa tanda tangan apa yang
seharusnya dilaksanakan tidak dapat terlaksanan.
2.
Tanda tangan kaunter (countersigning);
Pembubuhan lebih dari satu tanda
tangan dianggap lebih aman, khususnya bagi pihak ketiga atau pihak di luar
perusahaan atau lembaga yang bersangkutan. Anggapannya adalah penanda tangan
lainnya mengawasi rekannya.
3.
Password dan PIN (Personnel
Identification Numbers);
Sarana ini menjadi popular ketika
manusia berinteraksi dengan komputer. Tanpa password atau PIN, seseorang tidak
bisa mengakses apa yang diinginkannya itu. Oleh karena itu, password atu PIN
dianggap sarana dalam pengendalian intern aktif.
4.
Pemisahan tugas;
Pemisahan tugas menghindari
seseorang daoat melaksanakan sendiri seluruh transaksi. Merupakan bagian dari
pengendalian intern aktif karena secara teoritis, pelaku fraud yang berindak
seorang diri, tidak dapat melaksanakan fraud-nya.
5.
Pengendalian aset secara fisik;
Pengendalian aset secara fisik pada
dasarnya mengatur gerak-gerik barang (masuk, keluar dan penyimpannya) memelukan
otorisasi.
6.
Pengendalian persediaan secara real
time (real-time inventory control);
Ini bukan sekedar perpetual
inventory yang dikenal sebelum perang dunia kesatu. Ini adalah perpetual
inventory yang mengikuti pergerakan persediaan secara on time. Dalam bentuknya
yang canggih, persedaan diberi bar code atau bahkan ditanam dengan radio chip
yang merekam keberadaannya. Keuntungan nyatanya adalah pencatatan menjadi
akurat.
7.
Pagar, gembok, dan semua bangunan dan
penghalang fisik;
Perlindungan melalui pembatasan
akses terhadap harta berharga.
8.
Pencocokan dokumen;
Sarana ini juga sangat lazim digunakan
dalam pengendalian intern aktif. Pencocokan antara order pembelian, dokumen
penerimaan barang dan nota tagihan mencoba menghindari selisih-selisih dan
kerugian bagi perusahaan.
9.
Formulir yang sudah dicetak nomornya
(pre-numbered accountable forms).
Pre-numbered forms mencegah
penggunaan formulir berganda, bahwa formulir digunakan sesuai urutan.
Pengendalian Internal Pasif
Tujuan pengendalian intern aktif dan
pengendalian intern pasif sama, yakni mencegah terjadinya fraud. Dalam
pengendalian internal aktif, hal ini dilakukan dengan membuat barikad-barikade,
bermacam-macam lapisan pengamanan, sebelum pelaku fraud bisa menembus
pertahanan. Dalam pengendalian intern pasif, dari permukaan kelihatan tidak ada
pengamanan, namum ada peredam yang membuat pelanggar atau pelaku fraud akan
jera.
Perbedaan antara pengendalian intern
aktif dan pengendalian intern pasif adalah:
(1)
Dalam hal biaya, pengendalian intern aktif jauh lebih mahal
dari pengendalian intern pasif;
(2)
Pengendalian aktif kasat mata atau dapat diduga (preditable) dan dapat ditembus. Pengendalian intern pasif, di lain pihak, tidak
kasat mata dan unpredictable (orang yang
ditangkap tangan seolah-olah mendapat lotre terkutuk), dan karenanya tidak
terelakan. Dalam pengendalian intern pasif pertanyaannya adalah seberapa
nekadnya si calon pelaku.
Beberapa bentuk pengendalian intern
pasif meliputi :
1. Pengendalian yang khas untuk masalah
yang dihadapi (customized controls)
Sebenarnya costumized controls
merupakan hasil dari berpikir positif ketika pengendalian intern aktif tidak
memberikan pemecahan. Pengendalian intern pasif ini customized untuk
masalah yang dihadapi.
2.
Jejak audit (audit trails)
Sistem yang terkomputerisasi sering
kali menggunaan pengendalian intern pasif karena ada jejak-jejak mutasi atau
perubahan dalam catatan yang ditinggalkan atau terekam dalam sistem. Ini akan
menjadi pengendalian intern pasif yang efektif apabila jejak-jejak yang berupa
perbuatan fraud dapat menunjuk kepada pelakunya.
3.
Audit yang focus (focused audits)
Focused
audit
adalah audit terhadap hal-hal tertentu yang sangat khusus, yang berdasaran
pengalaman rawan dan sering dijadikan sasaran fraud.
4.
Pengintaian atas kegiatan kunci (surveillance of key activities)
Pengintaian ini dapat dilakukan
dengan bermacam-macam cara, mulai dari kamera video yang merekam kegiatan di
suatu ruangan sampai ruang kaca denngan cermin satu arah. Surveillance
juga dapat dilakukan dengan jaringan komputer, dari waktu ke waktu untu melihat
kegiatan pegawai yang memanfaatkan fasilitas kantor.
5.
Pemindahan tugas (rotation of key personnel)
Rotasi karyawan kunci merupakan
pengendalian intern pasif yang efektif kalau kehadirannya merupakan persyaratan
utama dalam melakukan fraud.
Tags
:
Fraud